Setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengekspresikan kemarahan. Ada yang langsung berteriak, muka memerah dan jantung berdebar-debar sambil berbicara pelan-pelan mengumpulkan kekuatan, ada pula yang justru diam seribu bahasa.
Apa pun caranya, marah menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan. Baik untuk Anda maupun orang yang membuat Anda marah. Padahal, ada lho cara untuk tetap mengekspresikan apa yang ingin Anda sampaikan tanpa mengubah tampang Anda menjadi menyeramkan.
Tersenyum. Coba lemaskan wajah dan mulai tersenyum. Anda bisa merasakan bahwa tanpa ekspresi marah, Anda pun sulit mengungkapkan kemarahan Anda. Lenturkan otot-otot rahang, kening, dan bibir, untuk menciptakan seringai manis di wajah Anda.
Buang energi negatifnya. Haruskah memuaskan rasa marah ini? Berapa lama? Lima menit? Lima hari? Lima minggu? Jika tidak, mengapa harus membuang-buang energi untuk sesuatu yang tak pantas dipikirkan?
Kendalikan diri Anda. Katakan, “Saya memilih untuk enggak marah tentang hal ini.” Katakan berulang-ulang untuk menguasai diri Anda.
Terapkan filosofi hidup yang lebih fleksibel. Percayalah, tidak semua hal bisa selalu berjalan sesuai cara atau standar Anda. Banyak hal-hal yang bisa terjadi di luar dugaan Anda, karena dunia ini tidak sempurna.
Pikirkan kerugian yang Anda sebabkan. Apa yang menyebabkan kemarahan Anda? Misalnya, anak Anda pulang melewati jam malamnya tanpa memberitahukan kemana ia pergi. Anda bisa saja langsung membentaknya, atau mengatakannya bahwa ia membuat Anda khawatir, dan akan berbicara dengannya besok. Bila Anda memilih yang kedua, Anda memberi kesempatan diri Anda untuk menenangkan diri. Esok, Anda bisa berdiskusi dengannya dengan lebih baik.
No comments:
Post a Comment