Rasa galau menyelimutiku, haruskah aku membuka surat ini, tapi ini untuk siapa, bagaimana jika surat ini bukan untukku, aaah.. ya sudah lah aku buka saja toh suratnya ada di bangkuku mungkin ini memang untukku, perlahan aku mulai membuka kedua surat itu.
* * *
Part 3
Darahku mengalir begitu deras kala membuka kedua surat itu, "haah" aku terbelalak kaget, ah sialan ternyata 2 surat ini kosong, hmm untuk apa kertas ini aku simpan lebih baik aku buang saja, fikirku. Saat hendak akan keluar, tiba-tiba Sisi datang dari balik pintu "Pagi Ra, tumben sudah datang?" sapanya seraya menyimpan tasnya di meja, "Iya, aku juga bingung malaikat apa yang telah membawaku pagi-pagi datang ke sekolah, ha,ha" aku tertawa sambil menutup mulutku dengan surat tadi, "Apa itu Ra? Siapa yang sakit?"tanya nya, hmm.. pasti dia mengira ini surat dari anak-anak yang tak hadir hari ini, maklum aku kan sekertaris kelas "Oh bukan, Ini lihat saja hanya 2 surat kosong, ku temukan di kolong meja, mungkin orang iseng, rencananya dua surat ini akan ku buang" ku berikan surat itu pada Sisi, Sisi pun mulai mengamatinya "Eh, tunggu Ra, coba lihat!" sisi menunjuk isi surat berwarna Rose yang berbingkai bunga dari tinta berwarna emas "Sepertinya ada sebuah tulisan Ra" Sisi mulai meraba-raba suratnya, oh ya Sisi benar, tapi tulisan nya memiliki warna yang sama dengan warna surat itu walau tulisannya sedikit timbul tapi sangat sulit untuk membacanya, "Simpan saja Ra, mungkin penggemar baru ha,ha" dia meledekku
* * *
Suasana istirahat begitu gaduh, aku hanya terdiam memandang surat yang ku temukan pagi tadi, dari belakang sebuah tangan menyentuh pundak ku. "Hei Ra" sapanya lembut "Nata? ada apa?" aku meliriknya "Boleh aku duduk?" aku langsung menggeser dan mempersilahkan Nata duduk disampingku, obrolanku dengan Nata berlangsung ringan, aku tak banyak bicara tentang hubungannya dengan Alka, perhatianku hanya terpaku pada surat itu, tak lama kemudian sahabat-sahabatku datang dan duduk disamping kami. "Nat, ku dengar kemarin Alka membuntutimu sampai kerumah, benarkah?" Tita menatap Nata dengan penuh antusias "Ya benar, dan itu membuatku sangat risih" ucap Nata dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak. ehm, entahlah, apa dia merasa senang atau merasa jengah.
"Justru itu bagus dong Nat, itu tandanya dia serius" tambahku "Eh Nat, masa Alka hanya membuntutimu? atau jangan-jangan dia mengantarkan mu pulang y, hayo ngaku?" Sisi mencoba menggoda Nata "Well, aku serius. Dia hanya membuntuti ku" ekspresi wajah Nata tetap datar "What! Bagaimana bisa dia bersikap seperti itu? sedangkan dia selalu membuntutimu. Haah dasar Alka, tidak sopan" aku geram. "Aku gak tau Ra. Dia bilang kalau ada wanita yang naik motor dia, motornya akan cemburu" aku dan 3 sahabatku serempak kaget sekaligus geli mendengar pernyataan Nata, "Ha.ha anak aneh".
* * *
Seminggu telah ku lalui dengan sangat baik, no time for love. aku sibuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang menumpuk, lagipula kurang dari 3bulan lagi aku akan melaksanakan UAN, hmp itu sesuatu yang sangat mendebarkan >,< antara hidup dan mati. Well, meskipun aku berusaha menjalankan prinsipku about "no time for love" tetap saja kata cinta itu selalu terbayang dalam imajinasiku, apalagi sekarang sikap Andra semakin ramah padaku, oh pangeran penggodaku. Sedangkan tugasku sebagai mak comblang sepertinya telah kandas setelah Alka memutuskan untuk menjauh dari Nata, walaupun Nata sudah memberi lampu hijau padanya. Haah aneh, susah payah dia berusaha membuka pintu hati Nata namun, setelah pintu hati itu terbuka dia malah menutupnya kembali. Hmm, tak tau lah apa yang dia fikirkan.
Bel pulang skolah telah berbunyi. Aku bergegas menuju meja guru untuk mengambil agenda kelas. Pluuk.. Sesuatu terjatuh dari agenda tersebut, "Haah, surat lagi" aku langsung memungut surat itu, ke 3 sahabatku langsung memburu ke arah ku. Surat itu berkertas dari buku tulis biasa, tintanya pun terlihat masih basah, sepertinya surat ini baru dibuat. Tanpa ada keraguan sedikitpun aku membuka surat itu perlahan.
Isi surat...
To: Ms. A
sepertinya kamu senang aku mendekatimu tapi jangan fikir aku menyukaimu. Kau wanita yang baik, sesungguhnya aku tak tega melakukan ini, tapi jujur aku hanya ingin memanfaatkan mu, karena aku tak sebaik yang kamu kira.
By Mr. A
T.B.C